Pelajaran Teknik dan Menyanyi Lagu-Lagu Daerah
Wednesday, May 9, 2018
Add Comment
Menyanyi merupakan aktivitas vokal yang sering dilakukan oleh
manusia.Mela|ui aktivitas ini manusia dapat mengungkapkan perasaan melalui nada
dan irama serta kata-kata. Ada yang menyanyi secara unisono dan adapula yang
menyanyi dengan membentuk vokal group.
Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki lagu yang berbahasa ibu
yaitu menggunakan bahasa daerah. Menyanyikan lagu daerah biasanya diiringi
dengan alat musik tradisional. Indonesia memiliki lagu dan alat musik
tradisional yang mendapat pengaruh dari berbagai negara seperti India, China,
Portugis, serta negara-negara lainnya. Contoh lagu daerah Indonesia antara lain
Bungong Jeumpa dari Aceh, Tokecang dari Jawa Barat, Cing Cangkeling dari Jawa
Barat, Rambadia dari Tapanuli, Soleram dari Riau, Apuse dari Papua dan
lain-lain.
A. Pengertian dan
Ciri-Ciri Lagu Daerah
Lagu daerah adalah lagu yang tumbuh dan berkembang di daerah setempat dan
bersifat turun
temurun. Ciri-ciri lagu daerah antara lain :
1. Teks lagu daerah menggunakan bahasa dan dialek setempat. Misalkan lagu
daerah Jawa Timur menggunakan bahasa Jawa dengan dialek Suroboyo-an.
2. Lagu daerah diwariskan secara turun-temurun dengan tradisi lisan.
Walaupun ada lagu daerah yang tertulis, hal itu berfungsi hanya untuk
kepentingan dokumentasi saja.
3. Lagu daerah pada umumnya tidak diketahui penulis atau penciptanya
(anonim). Karana sifat lagu daerah adalah tidak menonjolkan ekspresi pribadi
atau perorangan. tetapi pesan yang disampaikan adalah bersifat umum. Lagu
daerah pada umumnya memiliki susunan melodi dan syair yang sederhana. Beberapa
lagu daerah hanya memiliki 2. 4 atau 8 bait saja. Ada juga lagu daerah yang
menggunakan syair berbeda pada setiap perulangannya.
4.Lagu daerah yang sederhana biasanya bisa dinyanyikan dengan baik oleh
masyarakat dari etnis lagu daerah tersebut berasal.
5. Terkadang terdapat beberapa versi dari sebuah lagu di daerah berbeda
dalam suatu etnis. Hal ini terjadi karena cara penyebaran lagu daerah dilakukan
dari mulut ke mulut. Dalam membawakan lagu daerah. masyarakat biasanya
menyanyikan dengan diiringi oleh musik daerah setempat. Misalkan lagu daerah
Praon dari Jawa Tengah dinyanyikan dengan diiringi musik gamelan.
Lagu-lagu daerah merupakan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan
dan dikembangkan. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini dapat
dilakukan dengan tetap menyanyikan sesuai dengan kebutuhan serta situasi dan
kondisi dimana lagu tersebut harus dinyanyikan.
Pada repertoar (perbendaharaan bahasa (dialek, ragam) yang dimiliki oleh
seseorang atau masyarakat) lagu-lagu daerah sering dibawakan oleh seorang
penyanyi. Di Jawa disebut dengan Sinden, demikian juga di Sunda dan juga Bali.
Di daerah Sumatera Utara sering disebut dengan Perkolong-kolong.
Di Kalimantan ada yang disebut dengan Madihin yaitu menyanyikan
pantun-pantun dengan diiringi tabuhan gendang.
B. Teknik dan Gaya
Menyanyi Lagu Daerah
Lagu-lagu daerah biasanya diiringi dengan seperangkat alat musik
daerah. dalam masyarakat Jawa dikenal dengan karawitan. Istilah karawitan
menunjuk pada seperangkat alat musik tradisional secara lengkap secara
orkestra. Seringkali seorang pemain / seniman ahli karawitan menambah
/ mengurangi komposisi karawitan yang dimainkan, begitu juga beberapa
gaya.
Lagu-lagu daerah merupakan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan
dan dikembangkan. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini dapat
dilakukan dengan tetap menyanyikan sesuai dengan kebutuhan serta situasi dan
kondisi dimana lagu tersebut harus dinyanyikan.
Komposisi karawitan dapat mengembangkan Perbedaan-perbedaan dari sebuah
wilayah dengan wilayah lainnya sepanjang waktu. inilah yang menyebabkan
munculnya gaya yang berbeda-beda. Gaya musikal adalah ciri khas atau
karakteristik musikal yang dihasilkan dari beberapa kondisi:
1. Gaya lokal berarti karakteristik cara menyanyikan lagu daerah yang
berbeda dengan daerah lainnya. Pada isu globalisasi kemudian disebut sebagai
entitas lokal genius.
2. Gaya Individual berarti tipologi karakteristik seorang tokoh pencipta
lagu-lagu yang membedakannya dengan pencipta lagu lainnya.
3. Gaya Periodikal berarti tipologi karakteristik zaman tertentu yang
menghasilkan gaya musikal tertentu, misalnya gaya dalam bentuk musikal adalah
tipologi karakteristik yang dapat dibedakan dari berbagai bentuk karya musikal
yang dapat dibedakan dari berbagai bentuk karya musikal yang ada, misalnya pada
musik Betawi dalam gambrang kromong lagu sayur. dengan lagu phobin,atau dalam
lagu keroncong tugu antara kroncong asli, langgam, dan stambul. Dalam karawitan
Betawi gaya / musical style dikenal dengan istilah Liaw.
Pada repertoar lagu-lagu daerah sering dibawakan oleh seorang penyanyi. Di
Jawa disebut dengan Sindhen, demikian juga di Sunda dan Bali, Di daerah Sumatra
Utara sering disebut dengan Perkolong-kolong. Di Kalimantan disebut dengan
Madihin yaitu menyanyikan pantun-pantun dengan diiringi tabuhan gendang.
C. Teknik Vokal dalam
Menyanyi Lagu Daerah
Teknik Vokal, Selain ditentukan oleh organ-organ tubuh, mutu, dan pembentukannya,
suara manusia juga didukung oleh beberapa teknik vokal, di antaranya intonasi,
resonansi, artikulasi, pernapasan, dan pembawaan.
1. lntonasi
Intonasi merupakan salah satu latihan dasar yang penting bagi seorang
penyanyi karena tanpa pembenahan intonasi (ketepatan bunyi tiap nada), suara
yang dihasilkan menjadi sumbang dan tidak merdu. lstilah intonasi mempunyai
pengertian yang berbeda apabila diterapkan dalam bahasa atau seni vokal. Namun,
sebenarnya saling mendukung dan memperkaya khazanah penguasaan teknik bagi
seorang penyanyi, musisi, dan komponis. Banyak suku kata yang memiliki teknik
pengucapan tersendiri.
Perbedaan pengucapan terletak pada tekanan atau jumlah suku kata. lntonasi
mengandung arti ketepatan suatu nada (pitch). Bunyi nada yang tepat akan
menghasilkan suara jernih, nyaring, dan enak didengar. Untuk mendapatkan
intonasi yang baik, coba nyanyikan nada-nada berikut secara berulang. Berlatih
kelenturan suara dapat dilakukan dengan cara menyanyikan nada-nada dengan
teknik staccato dan legato. Staccato adalah menyanyikan lagu dengan cara
patah-patah. Legato adalah menyanyikan lagu dengan cara disambung. Adapun
langkah-langkah berlatih kelenturan adalah sebagai berikut
a. Tahap pertama, nada dinyanyikan dengan tempo lambat, lalu lebih cepat.
b. Tahap kedua, nada dinyanyikan dengan tempo bervariasi.
c. Tahap ketiga, menyanyikan interval yang bervariasi dimulai nada bawah ke
nada tinggi dengan artikulasi na, ka, Ia, dan ra.
d. Tahap keempat, menyanyikan nada-nada kromatis
e. Tahap kelima, menyanyikan lagu yang sesuai dengan tahap-tahap latihan
2. Artikulasi
Artikulasi adalah cara mengucapkan kata-kata dalam menyanyi agar pesan lagu
dapat dimengerti dan dipahami pendengar.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan artikulasi yang
baik, antara lain sikap badan yang tegap, posisi mulut yang benar, latihan
vokalisis. pembentukan bunyi vokal, dan pembentukan bunyi konsonan.
a. Sikap
Sikap badan yang benar akan membantumemperlancar sirkulasi udara sebagai
pendorong utama produksi suara. Sikap yang
baik, antara lain:
1) kepala harus tegak, pandangan ke depan;
2) tulang punggung lurus;
3) dada sedikit membusung;
4) kedua kaki terpancang kukuh di lantai dan sedikit renggang.
b. Posisi Mulut
Bentuk mulut yang salah akan mengganggu proses pembentukan suara. Bentuk
dan posisi organ mulut saat memproduksi suara adalah sebagai berikut :
1) Buka mulut selebar tiga jari secara vertikal (bentuk mulut elips)
sehingga suara yang ke luar tidak lemah dan bulat.
2) Bentuk gigi seri sebelah atas tertutup setengah bagian oleh bibir
sebelah atas.
3) Posisi bibir bawah ditekan pada gigi seri sebelah bawah supaya kekuatan
suara tidak berkurang.
4) Aliran udara diarahkan ke langit-langit keras supaya suara yang ke luar
menjadi jelas dan lantang.
5) Langit-langit lunak dan anak lidah ditarik ke atas untuk menutup lubang
yang menuju ke rongga hidung.
6) Lengkung langit-langit dibuka lebar dan dijaga agar lidah tetap
mendatar, sedangkan ujung lidah menyinggung gigi seri sebelah bawah.
Bentuk dan posisi yang salah pada waktu menyanyi akan berakibat suara yang
dihasilkanmenjadi pekak. lemah, dan tidak nyaring.
c. Latihan Vokalisis
Di dalam buku Prattica di Musika, komponis Lodovico Zacconi menjelaskan
bahwa Iatihan dasar vokal yang baik adalah berusaha menjadikan semua bunyi
menjadi huruf-huruf hidup. Tujuan latihan vokalisis adalah memelihara dan
menyempurnakan huruf vokal ataupun konsonan dengan teknik agar produksi suara
yang dihasilkan menjadi bulat, merdu, dan indah.
d. Teknik Pembentukan Bunyi Vokal
Bunyi vokal adalah bunyi yang ke luar karena udara dari paru-paru tidak
mendapat rintangan. Jenis dan macam vokal tergantung dari posisi bibir, tinggi
rendah lidah, dan maju mundurnya lidah.
e. Teknik pembentukan vokal meliputi Vokal o, u dan a; Vokal e, i; dan
Vokal e (pepet). Teknik Pembentukan Bunyi Konsonan Bunyi konsonan adalah bunyi
yang keluar dari paru-paru mendapat rintangan atau hambatan. Terbentuknya bunyi
konsonan tergantung peranan lidah sebagai artikulator dan sasaran titik
artikulasi. Macam-macam bunyi konsonan adalah sebagai berikut.
1) menurut cara artikulasi atau cara pengucapannya;
2) berdasarkan jalan yang diikuti arus udara ketika keluar dari rongga;
3) berdasarkan bergetar tidaknya pita suara;
4) berdasarkan artikulasi dan titik artikulasinya
3. Resonansi
Resonansi adalah suatu gejala bunyi yang dikembalikan dari suatu ruangan,
semacam gema yang timbul karena adanya ruangan berdinding keras sehingga
sanggup memantulkan suara. Tanpa ruangan resonansi, pita suara hanya
menimbulkan bunyi yang lemah karena panjangnya hanya 1,5-2 cm. Dengan adanya
resonansi, suara manusia menjadi keras, indah, dan gemilang.
4. Pernapasan
Pernapasan adalah keluar masuknya udara melalui paru-paru. Udara yang
digunakan saat menyanyi lebih banyak dibandingkan persediaan untuk bernapas
sehari-hari. Oleh karena itu, usahakan mengisi paru-paru sebanyak mungkin waktu
menyanyi. Teknik pernapasan dalam menyanyi dibagi menjadi tiga macam, yaitu
teknik pernapasan dada, perut, dan diafragma.
a. Pernafasan dada adalah pernafasan yang dilakukan dengan mengisi udara
dalam paru-paru bagian atas. Pernafasan ini sangat pendek dan tidak cocok
digunakan dalam vokal karena penyanyi mudah kehabisan nafas.
b. Pernafasan perut adalah pernafasan yang dilakukan menggunakan rongga
perut sebagai tempat untuk menyimpan udara.
c. Pernafasan diafragma. Diafragma adalah sekat diantara rongga dada dan
rongga perut. Pernafasan diafragma dilakukan dengan memaksimalkan otot-otot
diafragma. Saat otot diafragma menegang atau lurus maka rongga dada dan rongga
perut menjadi longgar dan volume udara menjadi bertambah. Pernafasan ini
merupakan pernafasan yang paling baik digunakan.
Hal yang harus diperhatikan saat pernapasan pada saat membawakan lagu
a) Waktu menghirup udara diusahakan pelan-pelan, perut mengembung sehingga
rongga dada terbuka lebar dan udara yang masuk maksimal.
b) Setelah udara masuk, tahan selama 5 detik, 10 detik, atau 15 detik
secara bertahap.
c) Keluarkan udara sedikit demi sedikit (stabil) dengan suara mendesis (sis
sis ...).
Lakukan latihan ini secara berulang-ulang.
5. Pembawaan
Salah satu keberhasilan seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu
adalah ketepatan ' dalam menginterpretasikan sebuah karya musik (atau lagu.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menginterpretasikan karya musik,
antara lain tema lagu, unsur-unsur musik (tanda tempo, tanda dinamik, tanda
ekspresi, irama, dan birama), pesan dan kesan yang disampaikan,
kesulitan-kesulitan (lagu, gaya, dan klimaks lagu.
Catatan tambahan (Tanda-Tanda) yang ada pada Lagu . Tanda-tanda yang
terdapat pada lagu antara lain sebagai berikut
1. Tanda tempo, adalah tanda yang menunjukkan cepat atau lambatnya lagu
(kecepatan lagu). Alat pengukur tempo disebut dengan metronom
Dibagi menjadi tiga:
a. Tempo lambat: largo, adagio, grave, lento.
b. Tempo sedang: andante, andantino, moderato.
c. Tempo cepat: allegro, allegretto, presto.
2. Tanda dinamik, adaiah tanda yang menunjukkan keras lembutnya lagu.
3. Irama dan birama adalah gerak jalannya (progresif) bunyi atau suara di
dalam musik mengikuti pola. Irama dan birama berhubungan erat dan tidak
terpisahkan satu sama lain tetapi yang paling penting
0 Response to "Pelajaran Teknik dan Menyanyi Lagu-Lagu Daerah"
Post a Comment